1 Mei, ada 2 Paskah yang pengen banget aku ikutin, Paskah Budi Luhur, dan Paskah PO PTK (Persekutuan Oikumene Perguruan Tinggi Kedinasan). Mana yang harus kupilih, aku tak tahu. Ingin ke BL ketemu dengan AKK yg udah lama gak ketemu. Ingin juga ke Paskah PO PTK, siapa tau makin akrab dengan pengurusnya dan bisa terus dampingi mereka… Ah,,, jam nya tabrakan pula… Harus milih… Ya sudahlah, aku pilih Paskah PO PTK, karena STAN tuan rumah dan di situ aku jadi pendamping sharing kelompok. Ternyata………. Waktu di jalan mau kesana, udah rapi, berbatik, ban motor bocorrrrr di Jalan Thamrin… Ah, sebelnya. Masa di jalan sebesar Thamrin masih ada paku? . Tidak berhenti sampai di situ, tukang tambal ban yang 500m dari situ, mulai meriksa ban. Tapi aku gak ikut jongkok dan periksa, malah lihat yang lain. Gak tau kenapa, setelah diperiksa, kok bocor di banku jadi banyak dan gede-gede? Curiga… Soalnya ini yang kedua kalinya aku jadi korban kejadian serupa. Baru 2 minggu ganti ban dalam. Kejadiannya di bawah flyover Galur, mau masuk kolongnya Senen. Ban kempes, kena paku, karena gak dilihatin waktu meriksa bannya, jadi bocornya gede, dan terpaksa ganti ban dalam. Haduh,,, sial… Makin keras aja usaha orang cari uang di Jakarta ini. Tapi ya sudahlah… Pelajaran: Sekali lagi harus ikut jongkok dan ikut memeriksa ban bocor. Dan… sampai Bintaro, Paskah PO PTK, acaranya udah 30 menit khotbah, berarti aku telat sekitar 1 jam. (-_-‘) Waktu acara sharing, aku mimpin AKIP (perguruan tinggi kedinasan untuk sipir penjara itu…), karena mereka juga telat… Hehehe… Aku hanya berharap, PO PTK bisa dipakai Tuhan, untuk memperbaiki bangsa ini melalui mahasiswanya yang akan menjadi alumni di departemen-departemen strategis di bangsa ini, menjadi PNS yang siap menderita demi bangsa. Tidak ada yang salah dengan pengharapan… *
Pulang dari situ, makan di Mang Kabayan, simpang Depsos Bintaro… Hahaha… Ini unik, karena sejak dari mahasiswa selalu lewat situ untuk Bible Study PMKJ Selatan 2, tiap senin. Tapi baru kesampaian makan di situ setelah alumni… Enak dan tidak terlalu mahal.*
2 Mei, lanjut dengan Paskah Bonapasogit. Aku jadi tim doa. Menikmati bagaimana terus berdoa selama acara (baik di ruang doa maupun di tempat duduk) demi orang bisa menikmati Allah dalam ibadah ini melalui pujian, doa, kesaksian dan firman. Menakjubkan rasanya melihat sekitar 8000-an orang Batak (dan ada juga non batak) sekitar Jabodetabek memenuhi Istora Senayan dan bersama-sama bernyanyi buat Tuhan. Dari pengusaha sampai tidak punya usaha, dari direktur sampai kondektur, dari semua lapisan masyarakat, umur dan pekerjaan. Sangat menyentuh hati. Tapi, tetap aja ada evaluasi pribadiku untuk acara ini: masakan untuk acara yang dari siang sampai sore ini tidak disediakan konsumsi, snack sekalipun? Bagaimana orang bisa fokus bernyanyi apalagi dengar firman dengan kerongkongan kering dan perut lapar? Sekalipun kita berdoa supaya Roh Kudus yang menguasai hati pikiran mereka, tapi masak kita tidak berbuat sesuatu supaya kondisi mereka fit ketika dengar firman? Sekalipun acara ini gratis, dan memakan sangat banyak biaya (apalagi kalau ditambah konsumsi), mungkin lebih baik jika panitia mengutip sumbangsih dana bagi mereka yang mampu memberikan donasi, untuk konsumsi bersama. Terus lagi, karena jemaatnya banyak, durasinya lama, di beberapa bagian tempat duduk mulai tidak tenang (khususnya yang bawa anak kecil), dan terkadang mengganggu khusuknya ibadah. Dan satu lagi, kiranya firman disampaikan dengan sederhana, jelas, kuat dan tepat waktu. Berharap juga, melalui orang Batak yang secara jumlah sangat banyak, ada perubahan bagi perbaikan bangsa ini. Banyak orang batak yang berkualitas dan menjadi berkat bagi bangsa ini, tapi banyak juga yang merusak bangsa ini. Semoga lebih baik. Ido ate?*
Selanjutnya… dihubungin untuk jadi trainer Pemimpin Pujian (MC) di Bea Cukai, tanggal 9 dan 16, lanjut lagi, Pembicara di kebaktian BC tanggal 12. Karena aku lihat jadwal kosong, aku jawab OK. Tapi bukan karena alasan itu saja, lebih dari itu. Ada sukacita besar di hati ini. Ada persekutuan di BC!!! Ini adalah jawaban doa dari sekitar 5 tahun yang lalu, ketika mereka pindah dari Bintaro ke Rawamangun. Dan baru sekarang mulai dirintis dan sudah rutin. Puji Tuhan. Aku gak akan menyia-nyiakan pelayanan ini. Tanggal 9 beres, bawain Hymnology dan teknis MC. Tinggal nunggu tanggal 16, simulasi. Tanggal 12 juga beres, padahal itu hari Rabu (tapi aku lihat besoknya merah/libur), aku laju dari Karawang ke Rawamangun, demi Bea Cukai :) bawain tema Hubungan Pribadi dengan Allah, apa pentingnya menjaga relasi dengan Tuhan dalam saat teduh, doa, bible study, bible reading, dan persekutuan, tanpa itu, hancurlah hidup ini, kita akan mati, sekalipun secara fisik masih hidup! Karena itulah nafas rohani kita.
Tanggal 14 Mei… seakan hidupku berhenti sejenak. Aku kecelakaan. Jumat malam, di Cakung, lagi berhenti, eh, ditabrak Kijang Inova dari belakang, tabrakan beruntun, 2 mobil dan 2 motor… Hah… sial banget rasanya. Si sopir lagi ngantuk, dia sopir perusahaan rental, dan kelelahan antar jemput karyawan katanya. (artikel tentang insiden ini bisa dibaca di Semua dalam kendali). Aku lagi boncengan ama Misni. Waktu aku terhempas, aku masih bisa dengar suara Misni teriak, “kakak…kakak…”, dia jatuh terduduk. Kakiku lecet, motor rusak parah. Orang udah ramai banget, polisi datang, sampai pagi di kantor polisi. Misni bilang: “kak, ini pertama kali aku tabrakan, dan aku bersyukur itu sama kakak…”. Hah… udah kayak sinetron, ada kasih di balik kisah, mengurangi rasa nyerinya luka. Pihak yang nabrak mau ganti. Tapi, beresnya lamaaaaa banget. Gakpapalah, asal tanggung jawab. Dan ternyata… akhirnya si sopir dipecat, padahal baru kerja disitu 4 bulan. Kasihan juga. Bodi motor yang diganti banyak yang imitasi, tapi berpikir 2 kali untuk komplain, karena si sopir pun bingung mau cari kerja dimana. Gara-gara kejadian itu, banyak pelayanan gagal: ketemuan untuk buat bahan PA STAN, bawa firman di pembinaan PKK STAN, tanggal 15 gagal. Dan juga lanjutan training MC di BC, ikut gagal. Yah… mungkin waktunya istirahat dulu.*
Setelah pelayanan di Bonapasogit, sebenarnya langsung ditawarin pelayanan di Panitia HUT Perkantas (tanggal 3 Juli), sebagai koordinator pula. Aku doain dulu, aku bilang. Aku sebenarnya sih butuh pelayanan yang kontinu seperti ini untuk jaga kondisi, karena di Karawang gak ada pelayanan, walaupun Karawang-Jakarta menempuh 80km. Aku terima, sekaligus sebagai rasa “hutang” terhadap pertumbuhan dan pembinaan yang kudapat dari Perkantas dan orang-orangnya. Ternyata Perkantas sudah 39 tahun. Rapat perdanaku tanggal 15 pula… Ikutlah aku rapat perdana ini dengan keadaan pincang-pincang…
Hari demi hari, keadaan semakin baik, tapi motor belom selesai.
Tanggal 22, KTB 2005 ke Kebun Raya Bogor. Dengan bahan Diberkati untuk Menjadi Berkat bab 5, pulang dengan Proyek Ketaatan: bangun persekutuan di kantor masing-masing… Aduh,,, beratnya ini… Gimana aku mau ngomong ama kepala2 seksi?? Waktu ada kebaktian di kantor sebelah aja, miskin respon. Gimana nih?? Tapi mencoba beranikan diri… 1 langkah berhasil, ada yang mendukung, tapi usulnya 3 bulan sekali aja… Waduh, apa ini?? Pikirku. Kebaktian apa 3 bulan sekali, setahun cuma 4 kali? Hubungi yang lain, miskin respon. Padahal di kantor ada yang sintua, kayaknya ada juga ikut persekutuan waktu mahasiswa, tapi setelah di kantor, gak ada passion untuk membuat persekutuan kantor… Bersiaplah kalian para mahasiswa!!! Jangan cepat bangga kalau terbina di mahasiswa, tunjukkan di alumni!!!
Bulan Mei, maybe yes maybe no.
Read More..