Kawas Rolant Tarigan

-now or never-


Aku baru aja servis motor. Setelah kecelakaan waktu itu memang satu demi satu bagian harus di servis lagi. Kemarin tiba-tiba semua bagian mati, gak bisa starter, lampu sign, lampu utama, lampu rem, klakson, semua lampu yang di kepala motor, gak ada yang nyala. Aku pikir masalah baterai aki, terus lihat skringnya putus, coba-coba ganti skring, eh ternyata bisa. Besoknya, kumat lagi, semua mati lagi, dan skringnya putus lagi. Aku pikir berarti ada yang gak beres, ada yang korslet mungkin. Tapi gak sempat ke bengkel, karena jam 5 pagi aku harus berangkat dari Jakarta ke Karawang, hujan pula lagi. Pikirku siang aja, atau malam, ternyata gak jadi karena hujan seharian. Besoknya baru kesampaian. Aku bawa ke bengkel, tukang bengkelnya cek, dan memang berkesimpulan ada yang korslet, cuma belum tau yang mana. Dicek kabelnya –yang banyak banget itu, satu per satu, semua bodi motor dibuka. Dan............. akhirnya ketemu. Switch rem belakang korslet. Kabelnya putus, dan menimbulkan percikan api, udah meleleh sebagian. Aku baru ingat, memang switch rem itu baru ku ganti waktu awal bulan karena rusak, tapi ternyata gak rapi waktu dipasang, jadi korslet. Aku terperanjat sejenak waktu dengar tukang bengkelnya bilang: “Untung mas cepat-cepat bawa kemari, kalo gak, motor ini bisa terbakar, ’kan dekat bensin”... Pikiranku langsung berimajinasi: udah berhari-hari rusak tapi belum dibawa ke bengkel, ternyata bisa bahaya banget. Bisa terbakar. Gimana kalo aku lagi di motor, dan tiba-tiba motor terbakar? Atau kalo aku lagi tidur, atau kalo aku lagi di dekat motor? Ah, bisa mati aku… hanya karena percikan api kecil...
Tapi nyatanya itu tidak terjadi!! Aku masih di bengkel, aku masih hidup, malamnya aku masih bisa nulis artikel ini. Tuhan masih membiarkan aku hidup. Kenapa? Kenapa harus aku?
Aku sering terpikir begitu... Waktu beli nasi goreng, capcay atau pecel lele, sambil nunggu dimasak, mataku terus melihat tabung gas elpiji 3kg dan berpikir: gimana kalo tiba-tiba tabung ini meledak? Matilah aku. Atau waktu naik pesawat, begitu banyak hal yang di luar pemantauan manusia, masalah kecil tapi akibatnya fatal. Sering aku kepikiran, gimana kalo ada sedikit aja kabel yang korslet, meledaklah pesawat ini; atau kalau ada satu baut aja yang longgar, olenglah pesawat ini; atau cuaca buruk; atau bencana lain? Siapa yang bisa memastikan semuanya akan baik-baik saja?

Pernah gak kita berpikir demikian? Tapi ternyata kita masih hidup sampai saat ini. Pernahkah kita bertanya: kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang masih hidup? Kenapa harus aku yang selamat? Mungkin pertanyaan ini gampang kita lontarkan ketika kita merasa ditimpa sial, tidak beruntung, malang, sakit, dukacita, kecelakaan, kita tidak sulit mengatakan: kenapa harus aku? Kenapa bukan dia?? Tetapi jika keadaannya sangat baik, kondisi fisik yang sempurna, sehat, multitalent, cukup materi, studi yang baik, pekerjaan yang baik, keluarga yang hangat, pernahkah kita bertanya: kenapa harus aku? Siapa aku ini yang layak mendapatkannya? Bukankah masih banyak orang yang lebih layak? Perenungan ini langsung menghantarkan aku pada sebuah lagu:

Why have You chosen me out of millions Your child to be?
You know all the wrong that I’ve done
O how could You pardon me, forgive my iniquity
To save me, give Jesus Your Son...
# But (Oh) Lord help me be what You want me to be,
Your word I will strive to obey
My life I now give, for You I will live
And walk by Your side all the way
I am amazed to know that a God so great could love me so
He’s willing and wanting to bless
His grace is so wonderful, His mercy’s so bountiful
I can’t understand it, I confess...#

Lagu ini seringkali meneteskan air mataku. Kenapa aku yang dipilih-Nya? Kenapa aku masih hidup? Bagi Rasul Paulus hanya ada 2 pilihan (Filipi 1:20-26): mati, artinya hidup kekal bersama dengan Allah (20); atau hidup di dunia ini untuk bekerja memberi buah (21). Tidak ada pilihan lain: hidup tapi tidak berbuat apa-apa. Kita masih hidup, kamu masih bisa baca tulisan ini, berarti masih ada pekerjaan yang harus kita lakukan...


*buat mereka yang baru, sedang dan akan berulang tahun; buat mereka yang sedang (atau tidak) menikmati hidup

3 komentar:

great post!

lanjutkan perjuanganmu Was :)

Angga mengatakan... 19 Okt 2010, 11.03.00  

Aku juga suka lagu ini Was
:)

makasih buat notes ini bang :)

Posting Komentar

Regards,

Kawas Rolant Tarigan




Yang rajin baca:

Posting Terbaru

Komentar Terbaru

Join Now

-KFC- Kawas Friends Club on
Click on Photo