Kawas Rolant Tarigan

-now or never-





Sharing ini diterbitkan di Buletin PMK Universitas Budi Luhur Jakarta.
Shalom teman-teman PMK Budi Luhur (BL). Terima kasih untuk kesempatan sharing tentang kelompok kecil di Kampus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Sebagai kampus yang berada di wilayah pelayanan yang berdekatan (Jakarta Selatan 2), semoga STAN dan BL bisa terus saling membangun dan mendukung, baik dalam doa dan sumber daya.
What?
Kelompok kecil (KK) merupakan wadah pembinaan yang Allah gunakan di dalam sejarah. KK bukanlah produk suatu gereja atau persekutuan/organisasi tertentu. KK juga bukanlah suatu kelompok yang eksklusif, yang hanya dikhususkan untuk orang tertentu. KK adalah suatu kelompok yang terdiri dari 3-6 orang, yang sepakat untuk berkumpul secara kontinu dalam satu tempat dan melakukan berbagai hal yang menunjang pertumbuhan mereka dalam Kristus (mempelajari dan menerapkan Firman Tuhan). Tiap KK terdiri dari anggota dan satu pemimpin. Visi KK jelas: menghasilkan murid yang memiliki karakter Kristus (Yoh8:31-32, 13:34-35, 15:8, dll), dan bukan hanya itu saja, tetapi murid yang memuridkan kembali.

Karena itu di KK di STAN dinamai dengan KKP (Kelompok Kecil Pemuridan). KKP ini terdiri dari 3-5 orang Anggota KKP (AKK) dan 1 Pemimpin KKP (PKK). AKK tingkat 1 dipimpin PKK tingkat 2 dan AKK tingkat 2 dipimpin PKK tingkat 3, karena kami hanya punya waktu studi 3 tahun. Saat ini STAN memiliki total KKP seluruhnya lebih dari 60 KKP (seluruh tingkat, cowok dan cewek).
Who?
Semua orang harusnya menikmati dan terjangkau dalam KK. Dalam konteks PMK, semua jemaat seharusnya diperjuangkan untuk menikmati Injil dan terjangkau dalam KK. Walaupun memang sebuah perjuangan berat. Di PMK STAN, hanya sekitar 50% yang dibina dalam KKP. Doa kita, semoga terus Tuhan tambahkan.
Why?
• Perjanjian Lama: Allah sering memakai “kelompok kecil” untuk menggenapkan rencana-Nya. Contoh: keluarga Nuh, Daniel dkk, dll
• Perjanjian Baru: Teladan Yesus sendiri yang mem-fokus-kan pengajaran-Nya pada 12 murid, yang diharapkan melanjutkan misi-Nya memberitakan Injil ke seluruh dunia (Mat28:19-20). Teladan para rasul yang juga memuridkan, misalnya Rasul Paulus.
• Efektif dan efisien dalam segi interaksi, tempat, biaya, suasana, mendorong pertumbuhan, keterbukaan, fleksibel,dll.
Memang di kampus-kampus, KK-lah sarana pembinaan yang paling efektif, termasuk di STAN. Persekutuan besar setiap Jumat tidak akan cukup utnuk terus memperhatikan pertumbuhan jemaat, karena itu diperlukan KKP untuk memperhatikan pertumbuhan AKK demi AKK yang terus dipantau. Pertumbuhan dan ketaatan akan semakin terbina di KKP. AKK yang pertumbuhannya baik dan terpanggil untuk melayani kemudian dijadikan pelayan, pengurus, sehingga orang-orang yang terlibat dalam pelayanan bisa terbina dengan baik. Itulah sebabnya KK sering disebut “tulang punggung” PMK. PMK yang memiliki KK yang kropos, lama kelamaan akan semakin rawan karena pertumbuhan jemaat (apalagi pelayan dan pengurus) tidak terpantau dengan baik. Itupun pernah dialami PMK STAN.
Where n When?
KK bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, tergantung kesepakatan semua anggota. Di STAN sendiri, waktunya bisa bermacam-macam, tapi biasanya sore atau malam karena dari pagi sampai siang banyak kegiatan studi dan pelayanan lain. Atau pagi hari kalau libur atau sedang tidak ada kuliah. Untungnya memang sebagian besar anak PMK STAN ngekos di sekitar kampus, jadi waktu dan tempat bertemunya lebih bisa diatur.
Melihat pertumbuhan KKP PMK STAN yang cukup luar biasa, memang suatu anugrah. PMK STAN sebenarnya baru saja menikmati masa-masa Allah menggerakkan pertumbuhan KKP. Itu juga hasil dari dukungan banyak pihak dan kampus lain, dalam doa dan daya. Pergerakan ini diawali tahun 2005. Anak tingkat 1 yang baru masuk, “ditantang” apakah mau ikut KKP atau tidak. Bagi yang bersedia, diikutkan KKP. Karena saat itu PKK belum ada, maka untuk pembinaan PKK diadakanlah KKP Sedang setiap hari Sabtu pagi, yang dipimpin staf Perkantas, yang memperlengkapi PKK dalam mempersiapkan bahan KKP, serta mengajari dan melatih skill menggali Alkitab (PA induktif). KKP Sedang ini masih berlangsung sampai sekarang, dengan bahan KKP: MHB (Memulai Hidup Baru) untuk tingkat 1 dan Ketuhanan Kristus untuk tingkat 2. Tahun 2006, sedikit berbeda. Semua anak tingkat 1 (baru) langsung dibagi dalam KKP, dan untuk penjangkauannya diserahkan kepada PKK yang telah disusun. Dari hasil evaluasi yang ada, di tahun 2007 mengalami perbaikan. Anak baru di-Injil-i dulu melalui PIPA (Pengabaran Injil melalui PA), yang dibagi dalam KK-KK. Kemudian baru ditanyakan kesediaan mereka ikut KKP, kemudian disusun per PKK. Bagi yang menyatakan tidak bersedia pun sebenarnya terus didoakan dan di follow up melalui kunjungan,dll. Dan betapa pujian syukur hanya kepada Tuhan ketika di tahun 2008 ini, PMK STAN boleh mulai mencicipi buah yang dianugrahkan Tuhan. Bisa melihat KKP-KKP di sekitar kampus STAN yang bisa mempelajari Alkitab bersama, pembinaan bagi pengurus dan jemaat yang semakin baik, bahkan puji Tuhan, PMK STAN akhirnya bisa menjadi berkat melalui PKK Misi yang bermisi menjadi PKK di kampus lain (termasuk BL ). It’s only by His grace...
How?
Ada pengajaran (pembahasan Firman, bahan/ kurikulum KKP), penyembahan (pujian dan doa), persekutuan (sharing kondisi), pengutusan (proyek ketaatan, akhirnya kembali memuridakan dan memberitakan Injil kepada orang lain). Dalam KKP, harus ada murid yang dihasilkan; murid yang ber-karakter Kristus.
Ingat, waktu kita di kampus hanya sebentar. Terbatas. Jangan sia-siakan. Kenallah Tuhan, sekarang!
Buat teman-teman di BL, tetap semangat mengikut Tuhan. DIA rindu, kamu juga menjadi murid-Nya. Kamu mau?
Tuhan memberkati.

Kawas Rolant Tarigan
Ketua Umum PMK STAN 2007/2008

Read More..


Lukas 14:33 “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Mengikut Yesus pasti butuh “pengorbanan”. Tapi tunggu dulu, pernyataan ini tidak sesempit itu juga. Kenapa? Nanti jawabannya ada di bagian berikut.
Sungguh ajaib, paradoks dalam Kekristenan: kita harus rela “melepaskan” sesuatu untuk “mendapatkannya”. Dalam pelayanan juga demikian, ada hal-hal yang harus kita lepaskan (baca: korbankan; ada “harga yang harus dibayar”) demi pelayanan yang terbaik kepada Allah.
Bersyukur PMK STAN kembali diberi kesempatan untuk sharing pelayanan, yang saat ini temanya “bayar harga”.
Karakteristik seorang pelayan adalah berkorban, seperti yang diteladankan Kristus (Filipi 2). Seorang pelayan harus bersedia membayar harga pelayanan. Mungkin yang kami hadapi juga tidak jauh berbeda dengan yang teman-teman hadapi di kampus atau tempat pelayanan kita masing-masing. Berikut beberapa hal yang sering “dianggap sebagai harga yang harus dibayar” dalam pelayanan (khususnya konteks PMK STAN):

Pikiran. Sering ada saat-saat di mana pengurus harus mencurahkan segenap pikirannya demi memikirkan jemaat (dalam lingkup lebih kecil: pengurus, pelayan, PKK, AKK), dan program-program yang ada. Padahal mungkin saat itu juga pengurus sedang punya masalah lain/ pribadi yang harus dipikirkan. Belum lagi kalau dilihat pengurus dan jemaat PMK STAN yang berjumlah besar, lebih dari 500 orang, yang pasti dengan berbagai pemikiran. Tetapi saat-saat seperti itulah seringkali justru kita semakin menikmati Allah bekerja.
Perasaan. Terkadang kurang dihargai, ada juga sakit hati, kurasan emosi, ya... tapi itulah warna dalam pelayanan yang akhirnya membuat kita kembali memandang kepada Kristus untuk mampu tersenyum dan berkata “Aku ingin tetap melayani-Mu, Tuhan”...
Uang. Pengeluaran-pengeluaran seperti: ongkos, pulsa, terkadang makan di luar, dan biaya-biaya lain yang terkadang tidak terasa jumlahnya namun kalau diakumulasi sudah menguras kantong seorang mahasiswa yang uang kirimannya bulanannya pun terbatas :). Tetapi hal ini akhirnya lebih mengajarkan arti memberi, berhemat, prioritas dan aplikasi ilmu ekonomi :)...
Waktu. Terkadang lebih banyak keluar daripada di kos; lebih banyak rapat; lebih sering nyiapin pelayanan; sering pulang malam; berjam-jam di jalan, dll. Memang terkadang salah sendiri sih kalau gak bisa mengatur waktu, sering keteteran jadinya. Tapi semakin belajar berhikmat untuk tetap menyisihkan waktu terhadap studi. Apalagi waktu kuliah di STAN sering tidak pasti; terkadang sangat kosong, tiba-tiba sangat padat :) dan ancaman DO tiap semester yang sering membayangi :)
Tenaga. Pastilah dalam pelayanan ada waktu di mana kita lelah dan butuh istirahat. Terkadang kalau lagi banyak yang sedang dikerjakan jadi sering telat makan, telat tidur... dan...saat-saat yang menggembirakan, di saat-saat itu, berdatanganlah sms dari beberapa pengurus/PKK: [“Tetep smangaad!! \^-^/ Ada yg mw ddoain? :) Ingat, Allah sumber kuatku...Gbu”] :)
Zona kenyamanan yang lain: hobi, kesenangan, ambisi-ambisi pribadi untuk lebih dikenal, dihargai, aktif dalam berbagai kegiatan, dll yang mungkin harus kita “nomor sekian-kan” demi pelayanan, demi kepentingan Allah dan jemaat-Nya.
Daftar tersebut bisa terus kita perpanjang bahkan kita tambah-tambahi dan akhirnya semakin bias dengan hitung-hitungan. TETAPI, kalau kita renungkan apa yang sudah Yesus berikan buat kita, bahkan nyawa-Nya... maka semua daftar di atas sangatlah tidak sebanding dengan betapa besar kasih-Nya, dan akhirnya kita pun tertunduk dan bersyukur...
Kembali ke pernyataan di awal sharing ini: Mengikut Yesus pasti butuh “pengorbanan”. Ya. Tapi tunggu dulu, bukankah sebagai suatu keuntungan, kita bisa berkorban, ambil bagian dalam pelayanan Allah? Saya ingin berbisik dan mengajak kita sadar: “Ternyata kita adalah orang yang beruntung, bisa berkorban...”
Tidak ada yang terlalu berharga demi jiwa-jiwa dibawa kepada Kristus. Pelayanan kepada orang lain bukan sebagai gangguan atau beban, tetapi sebagai kesempatan: “merupakan hak istimewa bisa melayanimu”.
Kalau Allah sudah memberikan segala-galanya buat kita, bukankah hal yang wajar, jika respon kita memberikan segala-galanya buat DIA? Lagipula, bukankah segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36).
Paling akhir di sharing ini, saya ingin menyajikan satu bait lagu yang sangat saya suka, kerinduan di dalam hati:
Terindah dalamku rela aku tinggalkan
Terkasih dalamku rela ku lepaskan
Asal hati Yesus merasa s’nang selamanya
Kar’na aku tahu apa arti hidupku...



Kawas Rolant Tarigan
Ketua Umum PMK STAN 2007/2008

Read More..

Regards,

Kawas Rolant Tarigan




Yang rajin baca:

Posting Terbaru

Komentar Terbaru

Join Now

-KFC- Kawas Friends Club on
Click on Photo