Kawas Rolant Tarigan

-now or never-


Ada hal-hal yang di luar kemampuan manusia. Hal itu makin memperjelas bahwa manusia terbatas, dan tidak ada alasan untuk sombong apalagi memegahkan diri akan kehebatan. Ada hal yang tidak bisa dikendalikan, dirancangkan manusia. Siapa yang bisa menahan hal-hal berikut: suatu kali sewaktu makan siang, aku menyaksikan langsung sebuah pohon besar tumbang dan menimpa 2 warung serta 1 sepeda motor baru –yang sudah tentu belum lunas kreditnya (Karawang). Orang yang sedang menikmati istirahat, eh... tewas ditimpa bangunan rumah karena gempa hebat (Jogja) atau tsunami (Aceh). Orang sedang tidur, eh rumahnya hancur lebur dihantam meteor (kejadian di Jakarta Timur). Pesawat bisa jatuh hanya karena kabel kecil yang korslet, kapal besar bisa tenggelam hanya karena satu turbin tidak berputar. Sampai ada orang bilang: tidak ada lagi tempat yang aman di dunia ini: di jalan/ berkendara bisa kecelakaan, jalan kaki bisa ditabrak, di rumah bisa bahaya/ kebakaran/ bencana, dll. Semakin sadarlah manusia bahwa kita ini hanyalah debu.
Siapa sangka Jumat malam itu, ketika motorku berhenti di belakang taksi karena macet, tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang dari belakang, dan sopirnya ngantuk, akhirnya menghantam 2 motor dan 1 taksi. Salah satunya adalah motorku, dan taksi itu adalah taksi yang di depanku. Semua berantakan. Aku dan boncenganku (Misni) terpental ke taksi dan ke aspal, luka lecet, memar, motorku masih terseret lagi beberapa puluh meter ke depan dan hancur. Kalau mau komplain, apa penyebab aku celaka? Dibilang pelan-pelan, kurang pelan apa lagi, aku dalam posisi berhenti. Mau dibilang kurang pinggir, aku sudah di pinggir, tepat di belakang taksi. Beberapa pelayanan pun batal karena kecelakaan itu. Entahlah... Memang di luar kekuasaanku. Atau sulit memang memahami ‘kemahakuasaan-Nya’ Allah, atau keadilan hukum. Orang yang sering kebut-kebutan, sepertinya lebih sering aman-aman saja, bahkan hampir tidak pernah kena tilang. Orang yang berhati-hati, pakai helm, mengalah/ sopan di jalan, malah sering ‘teraniaya’ di jalan, ditilang pula. Sehabis kecelakaan, sewaktu menuju unit kecelakaan lalu lintas, kami melihat lagi ada kecelakaan. Ternyata ibu-ibu yang jatuh dari sepeda motor, eh.. jatuhnya ke kolong container pula.. Patah kakinya. Supir containernya bilang; “mimpi apa aku semalam, bisa sesial ini? Gak ada salah apa-apa”. Kami ‘dipersatukan’ di laka lantas sampai jam 3 pagi. Yah,, itulah. Ketidak-hati-hatian orang pun bisa jadi celaka bagi kita. Atau memang kita makin disadarkan, banyal hal di luar kendali kita. Tapi kita imani, everything is under God’s control.

Ayub pernah mengalaminya. Sedang santai-santai di rumah, eh... hartanya semua habis, anak-anaknya meninggal. Belum cukup. Tubuh hancur melepuh karena kusta, istri dan teman meng-intimidasi. Entah apa pastinya yang dirasakan Ayub saat itu, karena memang rasanya dia tidak punya ‘andil kesalahan’ dalam ‘kesialan’ itu. Tapi dalam sujud menyembah, ia mampu berkata “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan!... Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (1:20-22; 2:10)
Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. (23:10).

Biarlah dalam keadaan apapun, jangan sampai bibir kita berhenti mengucapkan “Tuhan itu baik”. Sekalipun dalam ke-tidak-mengerti-an, jangan ragukan kebaikan Allah. Kita terbatas, Dia Allah yang tidak terbatas. Jangan-jangan dalam keadaan yang sulit itu, sebenarnya diizinkan Tuhan terjadi sebagai "ujian naik kelas". Semua dalam kendali-Nya.

2 komentar:

Jetri mengatakan... 26 Mei 2010, 18.15.00  

Smua baik, smua baik, apa yang Dia perbuat di dalam hidup kita :)

Makasih PKK-ku... :)

Posting Komentar

Regards,

Kawas Rolant Tarigan




Yang rajin baca:

Posting Terbaru

Komentar Terbaru

Join Now

-KFC- Kawas Friends Club on
Click on Photo