Kawas Rolant Tarigan

-now or never-


Bila kam ada waktu…
(Anniversary, 23 Juni)

Aku sudah memutuskan untuk berhenti mencintainya, belajar melupakan. Dia mengatakan bahwa dia tidak mencintaiku. Rasanya aku tak percaya. Beberapa kali mengulang, mencoba memastikan, jawabannya tetap sama: dia tidak menyayangiku. Ya, aku harus menelan pil pahit di masa-masa akhir studi. Tak kusangka, rasa sayangku harus ku kubur jauh di palung hati. Justru di saat hati ini ingin berteguh memulai sehelai lembaran baru untuk dijalani sepenuh hati setelah banyak belajar dari kegagalan dan kejatuhan masa silam. Justru di saat itu pula hatiku langsung diuji dan tersadar bahwa memang tak mudah. Namun aku tahu, aku harus pergi. Berangkat dengan berbagai angan dan beranjak meninggalkan sejuta kenangan. Aku harus pergi melanjutkan kehidupanku. “Tapi aku bersyukur, aku pernah menyayangimu, sudah kuungkapkan, dan kam tahu itu. Entah sampai kapan. Terima kasih untuk semua ini.” Begitu kata terakhirku mengiringi perpisahan kami.
Tapi tidak tahu, saat membalikkan badan dan kaki ini menginjakkan langkah demi langkah, dia masih saja setia menunggu, berdiri terus di atas balkonnya memperhatikan kepergianku sampai tak dilihatnya lagi. Makin gundahlah hati ini. Hati kecilku yakin kalau dia menyayangiku. Tapi satu sisi lain, aku terus meyakinkan diriku untuk tidak usah berharap, karena dia sudah beberapa kali menyatakannya dengan jelas.
Tapi masih saja gelisah, karena suara hati yang menang: kenapa dia rela berbohong (tidak jujur saja mengatakan “Ya, aku juga sayang”)? Apa karena teman-temannya (yang memang tidak menyetujui)? Aku cuma bisa menghela napas, kalaupun benar begitu, memang aku yang salah, terima sajalah…
Tapi... masih saja, cinta mengalahkan segalanya. Seakan tak pernah terjadi sesuatu apapun, sebelum berangkat ke pulau yang jauh, aku memastikan (lagi) perasaannya padaku. Oh Tuhan… seakan tak percaya (bahkan untuk hal yang selama ini justru ku percayai dengan sungguh-sungguh, meskipun di muka bumi ini cuma aku yang percaya). Dia mengatakan kalau dia menyayangiku. Ku tanya sejak kapan? Dia jawab tidak tahu; tidak usah ditanya kapan dan kenapa. Yang jelas dia mengakui tidak ingin menyesal dan terlambat lagi, untuk mengatakan bahwa dia benar-benar mencintaiku. Aku memastikannya sekali lagi, dan ia menjawab dengan lebih mantap lagi. Dia mengatakan tidak tahu apakah waktu seindah ini akan datang lagi, karena itu tidak akan disia-siakannya. Dia memastikan, dia menyayangiku dan ingin menjalani cinta ini bersamaku.
***
Hahahaha… Memori itu masih terlintas jelas di ingatanku. Itu 5 (lima) tahun yang lalu. Dan sampai detik ini, dia masih setia mengisi hati dan hariku. Ternyata sudah 5 tahun. Mungkin angka yang besar, bagi pasangan yang masih dalam hitungan minggu, bulan [atau belum sama sekali :)], tapi adalah angka yang sangat kecil bagi mereka yang telah menjalaninya selama puluhan tahun. Ya, perjalanan masih sangat panjang dan penuh kejutan. Kami memulai hubungan ini dengan jarak jauh, penuh keraguan akankah bertahan, ternyata bisa. Tuhan menganugerahkan kebersamaan selama tiga tahun. Dan kini kembali lagi terpisahkan oleh jarak. Bahkan melihat kondisi pekerjaan, kelihatannya akan sangat mungkin untuk terpisah lagi oleh jarak, entah berapa kali lagi, entah berapa lama lagi. Tinggal menunggu…
Akhirnya belajar sendiri bagaimana menjalin komunikasi dan mengelola rindu di saat rasa itu melanda. Seringkali bulan menjadi sasarannya. Ketika muncul di malam hari, aku mengajaknya untuk menyempatkan diri memandang bulan pada saat yang bersamaan, dan berbisik via telepon: “Bulan yang kita lihat sama kan? Semoga pandangan kita bertemu di bulan itu”. Hahahaha. Pernah aku merayunya dari kalimat yang ku dapat dari film: “Kam tau berapa jarak yang ditempuh bulan untuk menyinari kam?”. “Gak tau”, jawabnya. “Sekitar 962 mil”, sahutku. “Wow, jauh banget”, balasnya. “Tapi kam memang pantas mendapatkannya, karena kam sangat berharga”. Hahahaha. Momen-momen itu, memanjakan jiwa melankolis ini…
23 Juni 2004-23 Juni 2009, banyak hal yang telah terjadi. Suka-duka, tawa-air mata, mengisi perjalanan penuh liku ini. Tapi satu hal, Tuhan tidak pernah meninggalkan. Beberapa kali terjatuh, tapi Tuhan tetap menopang. Benarlah kata pemazmur: TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. (Mzm37:23-24). Doa kami, biarlah kami boleh terus setia kepada Tuhan yang senantiasa setia menyertai langkah-langkah kami. Kiranya Allah terus mengaruniakan hati yang setia. Kami tahu perjalanan ini tidak selalu mulus, karena itu yang paling diperlukan adalah kasih setia, apalagi di saat keraguan menguji hati ini. Biarlah doa kami seperti doa Pemazmur: “Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.” (Mzm33:22), “Lanjutkanlah kasih setia-Mu (ya Allah)…” (Mzm36:11). Itulah kenapa kata “kasih” selalu diikuti kata “setia”, karena kasih haruslah setia/ terus menerus/ tak berkesudahan, seperti kasih Allah. Sungguh standar yang maha tinggi. Aku pribadi mengakui masih perlu belajar banyak untuk hal ini. Bukan berarti tidak mungkin dicapai, tetapi terus berjuang untuk hal itu. Bukan berapa kali kita jatuh, tetapi berapa kali kita bangkit. Itulah dinamika yang disediakan Tuhan untuk menikmati karya keindahanNya di dalam hidup ini. Untuk segala sesuatu ada masanya. Pengkhotbah 3:1-11 “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya…ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;… ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;…ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;…ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai…Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”. Di gelombang kehidupan itu Allah terus bekerja. Sungguh indah. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Tapi aku tahu, Allah ada di sana, dan itu sudah cukup! Semua ada waktunya. Cuma aku yang sering tak sabar. Tak sabar untuk bertemu dirinya, tak sabar untuk selalu dekat dengannya dan tak terpisah lagi. Hatiku, bersabarlah, hai sang waktu, berbaik hatilah… :) Aku ingin menutup tulisan rindu ini dengan sebuah puisi spontan yang sangat sederhana, buat pujaan hatiku:
Bila kam ada waktu…

Bila kam ada waktu,
Coba sempatkan pandangi rembulan tersenyum syahdu,
Sinarnya yang lembut dan sederhana menyatu,
Ditemani bintang, yang bermain mata, tersipu.

Bila kam ada waktu,
Coba sempatkan menyentuh embun pagi,
Sinar mentari yang setia menemani,
Sampai permisi di senja hari untuk berganti malam lagi.

Bila kam ada waktu,
Coba sempatkan mengingatku lagi,
Mengunjungiku kalaupun jauh dari sisi,
Menatapku dengan penuh arti,
Hingga kekosongan ini tak bermakna lagi, kala cinta ini bersemi…

---
Kam kan pernah bilang, kalau kita ini adalah malaikat bersayap satu, yang hanya dapat terbang jika saling berangkulan?
Aku ingin sekali terbang bersamamu…
Itupun kalau kam punya waktu.
Aku menunggu.

Kasihmu selalu, Kak Kawas-
yang dengan segala keterbatasannya ingin mencintaimu dengan lebih baik…

P.S.: kalau nanti aku menggubah syair ini menjadi sebuah lagu, aku akan memulainya dengan chord minor, supaya orang bisa merasakan betapa senyapnya lagu ini. Itupun kalau ada waktu :)

Uh, aku merindukannya. SMS ini pernah ku kirim kepadanya:

Sender:
Name missing
Number missing
Sent: Date missing
Missing u a lot hat’s why
Everything is missing…
Luv u.

17 komentar:

iyus mengatakan... 23 Jun 2009, 07.21.00  

kyaaaaaaaaaaa.....pertamax..
.
klepeq klepeq dah tu si misni was..
..
mangstabh buat loncingnya..trus jd berkat dan produktif..
..
Gb

Hendrawan mengatakan... 23 Jun 2009, 07.30.00  

keduax....ahahahaha........GOD B U bro & sist....

ckckckkc...sekali lagi selamat Kak! biarpun pendatang baru, yg penting tulisannya tetap mantab kok kak hehehe

natal saut mengatakan... 23 Jun 2009, 07.40.00  

au... auu... auuu....

kapan gw merasakan kayak gini yak...

au...au...au...

misni mengatakan... 23 Jun 2009, 09.25.00  

Kakak....
4evaluvu..

kapan ya ada orang yg blg ke aq kyk yg di atas saya ini hehe.....skali lagi, slmt yak, jgn lupa undangannya...hehe

Kawas mengatakan... 23 Jun 2009, 12.52.00  

maap ya bagi yg pada mupeng... hehehehehhe
*peace ",)v
Thx 4 d comment.
>iyus: selamet, panjenengan pertamax!
>hendra1: pengen dra? everything beautiful in HIS time. wkwkwkwk. Suwun yo..
>c'iren: sebagai amatiran, aq mohon saran dan perhatiannya. hehe
>saut: segala sesuatu ada waktunya. Berjuanglah kawan... hihihi
>miss: 4evaLuv. Jesus n I love u.

Anonim mengatakan... 23 Jun 2009, 13.44.00  

hepi anniversary y b'kawas n ''misni....
5 taun bukan waktu yg singkat, butuh perjuangan hati..


ni aq ada puisi singkat juga b'...hehe

Cinta itu bukan bagaimana aku berjuang untuk mendapatkan dia
tetapi cinta itu bagaimana aku berjuang untuk terus menjaga hatikun memberikan yg terbaik hanya untuk dirinya..


moga tetap langgeng trus n jadi berkat bagi yg lain....
God bless b'kawas n k'misni

william

Kawas mengatakan... 23 Jun 2009, 13.57.00  

Thanks wil.. Semoga langgeng abis... :)
Kpn mulai KTB? hehehe

william mengatakan... 23 Jun 2009, 14.48.00  

hehehe...
lg cari2 buku KTbnya b'..
doain y b'..
harus bs mulai awal juli sblum slese kul aq...
hehe...kyknya harus sepertimu b' sebentar lg...

Kawas mengatakan... 23 Jun 2009, 15.12.00  

hehe... Selamat aja deh... Jgn bolong2 ya... :)

Anonim mengatakan... 23 Jun 2009, 18.55.00  

bg kawas...

hehehe...
kagum..kagum..kagum..


dedy...

Kawas mengatakan... 24 Jun 2009, 13.05.00  

ini dedy siapa nih? banyak kali orang namanya dedy...
Tp kayaknya dedy perkap ni. Iya?
Hehehe.. makasih ya ded. Jgn kagum gitu ah... jadi malu... ^.^

selamet b'K n k' mimi..

tapii... melow bgt si, bang,,,
gmanaa gtuu...
hiii....

Kawas mengatakan... 24 Jun 2009, 14.51.00  

>ayu: ntar juga kalo saatnya kangen jadi gitu... (blm pernah ya? hehehehehhe)

bro, ada award nih..klik ke link saya: http://hendrawant.blogspot.com/2009/06/award-dan-award.html

Anonim mengatakan... 4 Jul 2014, 17.29.00  

beuh.. mantap kali tulisan sang melankolis ini.. prikitiuw... puisinya juga keren... *two thumbs*
Salam buat istri ya..

Posting Komentar

Regards,

Kawas Rolant Tarigan




Yang rajin baca:

Posting Terbaru

Komentar Terbaru

Join Now

-KFC- Kawas Friends Club on
Click on Photo