Kawas Rolant Tarigan

-now or never-


Di ujung tahun ini, saya teringat beberapa bagian Alkitab yang membawa saya pada sebuah refleksi akhir sekaligus awal tahun.
Kelima kitab Musa sebagai sumber utama sejarah perjalanan Israel dan penjabaran kasih setia Allah, diakhiri dengan kitab Ulangan. Sepertinya kita diajak untuk mengulang dan terus mengingatnya bahkan menceritakannya, bahwa Allah itu setia. (Ul 8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan menguji engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.(17) Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.(18) Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. (Ul 11:7) Sebab matamu sendirilah yang telah melihat segala perbuatan besar yang dilakukan TUHAN. (12) suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.

Bagian Alkitab yang menceritakan hidup terus berjalan dan selalu dihadapkan pada pilihan: (Yos24:15) “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!".
Atau pada zaman Hakim-hakim: silih berganti Tuhan memilih orang-orang-Nya, namun Israel berbuat jahat, bertobat, lalu jahat lagi, dan begitu seterusnya. Masa Raja-raja Israel pun begitu: dari bapak ke anak-anaknya: ada yang melakukan apa yang benar di mata Tuhan, ada yang melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Pilihan untuk setia ikut Tuhan atau tidak, dengan segala konsekuensi kedua hal tersebut. Itulah yang terus menerus diserukan oleh para nabi dan rasul.

Saya juga teringat beberapa tokoh Alkitab: Samuel, yang dicatat dalam Alkitab “...semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia.(1Sam2:26), dan pernah mencatat sejarah: “Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita." (1Sam7:11).
Ada Hizkia (2Raj20:1-11) yang diperpanjang Tuhan umurnya 15 tahun lagi setelah divonis mati. Saya merenungi bahwa kitapun adalah orang-orang yang umurnya diperpanjang Tuhan sehari demi sehari hingga bisa hidup sampai saat ini.
Daud, orang yang pernah bersujud dan berdoa: "Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? (2Sam7:18), yang pernah menulis Mazmur 23: Tuhan adalah gembalaku, itu sudah cukup! Atau yang menulis syair: “Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati!” (36:11), “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” (103:2), “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”.(136:1).
Paulus, yang pernah berkata: “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” (Flp1:6).
Dan Tuhan Yesus sendiri, dengan jaminan-Nya: “...Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat11:28), “...Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."(28:20).

Semoga bagian-bagian yang terlintas dalam kepala saya ini bisa menolong kita untuk merenungi dan meyakini kasih setia Allah, bahkan membagikannya :) Selamat mengakhiri 2009, di satu sisi mengawali tahun 2010. Saat ini adalah waktu yang baik untuk menoleh ke belakang mengingat penyertaan Allah, menatap ke depan di sanapun providensia Allah yang sama tersedia, menengadah ke atas bersyukur kepada Sang Pencipta, dan tertunduk ke bawah berdoa atas anugerah yang kita terima dan menyerahkan segenap harapan ke tangan Allah yang kuat!
Many things about tomorrow, we don’t seem to understand. But we know Who holds tomorrow, and we know Who holds our hand.
God bless you friends :)

0 komentar:

Posting Komentar

Regards,

Kawas Rolant Tarigan




Yang rajin baca:

Posting Terbaru

Komentar Terbaru

Join Now

-KFC- Kawas Friends Club on
Click on Photo