Kawas Rolant Tarigan

-now or never-


Pak, Mak, apa kabar? Wah, sudah bulan Desember. Di mall-mall, pohon Natal udah dipasang, pernak-pernik Natal dijual sana-sini, lagu-lagu Natal terdengar hampir di setiap tempat. Gimana di rumah? Bapak mamak lagi sibuk apa? Pasti sekarang lagi sibuk-sibuknya latihan koor... Untuk festival koor, tampil di Natal Oikumene, Gereja, Sekolah dan Natal-natal lainnya. Dan pasti mamak sering kali ke salon dalam bulan ini untuk disanggul. Ya kan? :)

Aku jadi teringat waktu kecil, bulan Desember penuh kenangan, bulan yang paling ku tunggu (selain bulan Agustus). Di bulan ini pasti aku siap tampil dimana-mana. Hahaha... Mulai dari liturgi, puisi, deklamasi, drama, koor anak-anak, vokal group, cerdas tangkas Alkitab, dll, dan pasti aku pengen jadi juara satu. Hehehe... Bukan hanya di Natal Sekolah Minggu, tapi di Natal sekolah bapak, mamak, natal STM, bahkan kalian suruh pun tampil di natal-natal arisan. Wah, heboh... Beberapa hal yang masih kuingat setiap kali aku di depan, bapak pasti sibuk mengambil kamera dan memotretku dari berbagai sisi setiap aku tampil, atau sehabis Natal, pasti mamak nyuruh kami poto di depan pohon Natal gereja, dan sering kali sikapku adalah sikap sempurna tanpa ekspresi (atau tangan dimasukkan ke dalam kantong celana). Hahaha... Foto kami bertiga masih ada di kamarku. O iya, ada lagi yang lain. Saat itu baju putihku cuma satu (itupun “kembar” sama B’ Epon, beli dua biar murah, modelnya sama persis, cuma beda ukuran, katanya supaya bagus kelihatan seragam. Jadi aku sering ketawa sendiri sekarang kalo ngelihat anak-anak kecil orang Batak yang bajunya kembar-kembar). Hahaha... Jadi baju putihku itu harus beberapa kali cuci kering pakai, karena dalam seminggu ada beberapa Natal, dan pakaiannya putih-hitam. Saat itu juga mamak pasti memasangkanku dasi kupu-kupu, karena aku gak bisa memasangnya sendiri. Dan setelah semua siap, setelah rambutku disisir ke samping, mamak pun membanggakan: “Ah, ganteng kali anak mamak...”, aku pun jadi PeDe, padahal seringkali kurasa saat itu celanaku udah kekecilan, jadi agak gantung, tapi gak papa. Hanya mamak yang bilang aku ganteng. Hahahaha...
Tapi itu sampe aku SD aja. Setelah SMP gak gitu lagi. Aku mulai laris jadi gitaris Natal. Hehehe...

O iya. Mamak udah buat kue belum? Teringat dulu waktu kecil, bulan segini pasti kita udah sibuk buat kue. Semua kerja. Dan setiap tahun bagianku (sama b’ Epon) adalah mengupas kacang, untuk dibuat kacang tojin. Kacangnya disiram air panas, dan dikasi garam, terus dipencet-pencet supaya terkelupas. Awalnya seru, tapi lama-lama (karena kacangnya banyak) tangan udah kisut, bosan juga. Akhirnya jadi main-main. Gitu juga kalo buat kue yang lain. Jadi tukang ayak tepung, giling adonan pake botol, atau ngoles kuning telur di atas kue kacang atau kue keju. Awalnya seru, lama-lama bosan, main-main, akhirnya: kena cubit! Wow. Setelah di-oven, aku selalu menanti ada kue yang pecah, rusak, gagal lah pokoknya, dan langsung dimakan. Lama-lama dimarahin, karna ternyata kue yang sempurna cuma dikit. Kalo semua kuenya udah jadi, mamak nyimpan stoples kuenya di kamar, supaya gak kami habiskan. Hahaha…

Hah,,, seru ya, momen-momen Natal gitu... Bapak, mamak, Natal ini aku gak pulang (lagi)... Tapi semoga keceriaan Natal kita tiap tahun makin bertambah, seiring berkat-berkat Tuhan yang tak pernah habisnya. Dan semoga kita juga enggak terjebak di kesibukan Natal, sekedar pelaksana/ panitia, peserta, atau sekedar seremonial. Tapi kita boleh terus mengingat kasih Allah, yang menyertai kita itu, DIA lahir demi kita, dan ingin tinggal tetap di hati kita, melakukan perubahan-perubahan istimewa supaya kita juga boleh menjadi perwujud-hadiran-Nya di sekitar kita. DIA lahir menghadirkan damai, sukacita dan keselamatan buat dunia ini. Tapi biarlah semuanya itu dapat kita tunjukkan di dunia yang paling kecil: keluarga kita, atau lebih kecil lagi: diri kita sendiri.
Sekali lagi Bapak, mamak, selamat Natal ya… Walaupun aku gak pulang, tapi kalian selalu ku ingat dalam doaku. Oh iya, bentar lagi kan tahun baru. Apa harapan di tahun baru nanti? Kalau aku sederhana aja, semoga kita semua masih mampu tersenyum tulus karena kesadaran bahwa Tuhan telah, masih, dan akan terus menyertai keluarga kita.

Salam rindu dari Karawang,
Kawas Rolant Tarigan


*satu lagi: Bapak tau gak sih, bisa facebook-an lewat hp bapak itu? Kapan mamak punya facebook? Hehe… Miss you all…

2 komentar:

Thanks God for a great family...

like this..
aku jadi pengen pulang bang..
>,<

Posting Komentar

Regards,

Kawas Rolant Tarigan




Yang rajin baca:

Posting Terbaru

Komentar Terbaru

Join Now

-KFC- Kawas Friends Club on
Click on Photo