Kawas Rolant Tarigan

-now or never-


Saya bergabung di mailist gereja saya, sebuah gereja suku. Tiba-tiba di sana terjadi diskusi alot tentang rokok.
Diskusi ini sangat mendorong saya untuk memberi ulasan tentang rokok, racun 9 cm yang sangat umum ini. Saya kurang terlalu nyaman jika dikaitkan: ‘rohani atau tidak’, ‘masuk neraka atau surga’, ‘haram atau halal’ seperti yang beberapa kali telah disebutkan, mempengaruhi keselamatan atau enggak, walaupun memang ini perlu dipertanyakan, masakan orang yang mengaku percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya menyia-nyiakan anugerah kesehatan dengan meracuni diri lewat rokok? Sungguh sayang... Tapi mari kita lihat sebentar secara theologis. Meskipun tidak tertulis di Alkitab (alasan beberapa perokok membela diri), tetapi Alkitab cukup memberi tahu hal-hal yang perlu kita ketahui dan membenarkan cara pandang Kristen (Christian World View).
Mari bahas sedikit tentang “dosa”. Hakikat dosa adalah hamartia (Yunani, artinya: melenceng, meleset dari tujuan/sasaran). Kapan suatu hal dikatakan berdosa? Jika tidak sesuai dengan tujuannya diciptakan. Apa tujuan manusia diciptakan? Yes 43:7 menjawabnya: “...Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku”, untuk memuliakan Allah. Dan Rasul Paulus juga menulis dengan sangat jelas dalam 1Kor10:31: “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”. Nah, sekarang pikirkanlah apakah merokok itu memuliakan Allah: (Saya ingin menambahkan dan menekankan bahwa hal ini juga relevan untuk hal yang lain, seperti yang telah didiskusikan beberapa orang: bagi mereka yang sering begadang, candu kopi, pola makan dan tidur yang tidak beres, sekalipun bukan perokok adalah tidak lebih baik dari perokok).
• Sekarang zaman online, tapi banyak orang yang gak connect. Apa yang selalu didoakan dalam setiap doa bahkan minta didoakan oleh orang lain: “Ya Tuhan, berikanlah kesehatan...” tapi habis berdoa langsung merokok (mengisap racun)? Bahkan saya tak sanggup mengimajinasikan bagaimana respon Tuhan yang mendengar doa yang tidak nyambung itu.
• Dari segi kesehatanpun, tidak ada hasil riset yang menyatakan rokok itu baik. Malah sebaliknya: begitu banyak racun yang terkandung dalam rokok: bahkan sampai campuran cat, pembersih lantai, dan racun-racun lainnya (banyak blog yang membahas hal ini). Itulah yang dihirup para perokok (padahal daftar racun beserta peringatannya sudah tertulis di luar kotak). Sebuah penelitian yang pernah saya dengar, jika dalam kondisi normal, dirata-ratakan, menghisap 1 batang rokok, mengurangi umur 3 menit. Berapa rokok yang anda habiskan satu hari? Kemudian, waktu yang paling berbahaya untuk merokok adalah pagi hari, sehabis makan, atau sehabis berolahraga, karena saat itu tubuh sedang sangat giat menyerap zat-zat yang mengalir dalam tubuh. Tapi ironisnya, di saat-saat seperti itulah para perokok mengepulkan asapnya. Kasihan sekali...
• Mari berpikir, seandainya rokok itu memang baik:
• Kenapa tidak ada di manapun, kapan pun, anjuran untuk merokok: “TOLONGLAH ANDA MEROKOK” atau “KAMI HARAP ANDA MEROKOK DI TEMPAT INI”. Kenapa tidak pernah ada tema khotbah: Ayo merokok. Kenapa dokter tidak ada yang menasihati pasiennya untuk merokok, guru sekolah minggu mengajari anak sekolah minggu untuk merokok. Malah sebaliknya, dokter akan berkata: “Silahkan anda merokok, jika ingin mati”, di sekolah-sekolah akan diadakan razia rokok bagi para siswa dengan hukuman yang pasti bagi siswa yang membawa rokok atau ketahuan merokok, Perda yang melarang merokok, bahkan ayah yang perokok sekalipun, tidak menganjurkan anaknya untuk merokok. Atau tahukah anda bahwa di pabrik rokok pun ada tulisan “DILARANG MEROKOK”? Dan pikirkanlah, apa rokok masih baik?
• Banyak orang sudah tahu, bahwa perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif. Dan saya berpikir, bahwa kepala keluarga yang merokok adalah orang tidak mengasihi keluarganya. Perokok pasti langsung protes. Tapi bagaimana mungkin dia mengatakan mengasihi keluarganya jika yang dilakukannya setiap mengepulkan asap adalah meracuni istri dan anak-anaknya? Kalau istri marah, atau lagi kesal, suami akan “berselingkuh” dengan rokoknya. Atau hal yang satu ini: jika satu bungkus per hari dengan harga rata-rata 10.000, maka dalam sebulan si Bapak akan menghabiskan 300.000 hanya untuk rokok. Dan sedihnya lagi, menurut sebuah pendataan, lapisan masyarakat terbanyak perokok adalah mereka yang penghasilannya di bawah UMR, kemudian ada wacana bahwa syarat pembagian BLT adalah bukan perokok.
• Tidaklah heran melihat orang yang terlibat ganja dan narkoba, diawali dengan rokok. Karena memang rokok adalah bentuk sederhana dari narkoba, mengandung zat adiktif yang membuat candu. Tapi saya yakin, dimana ada kemauan yang sungguh, perokok mampu lepas dari racun yang memperhamba ini. Saya mengenal beberapa perokok berat yang berhasil lepas dari jerat rokok, setelah divonis jantung koroner. Kalau ternyata bisa... kenapa gak dari sekarang?
• Saya sangat ingin melebarkan jabaran tentang rokok ini dari beberapa aspek lagi: asal mula suap/ korupsi adalah dari “uang rokok”; siapa bilang tidak merokok tidak jantan? (saya akan jawab: Lho, bukannya waria yang dominan merokok? ); hal-hal yang bisa dilakukan gereja dalam memberantas rokok sebagai racun dan narkoba, penatua, pendeta; kebijaksanaan untuk membicarakan rokok dalam adat; dan dari aspek pajak yang menjalankan fungsinya sebagai regulerent (pengatur), dengan mengenakan pajak yang tinggi terhadap rokok, serta pergumulan bangsa dalam memperbaiki kualitas penduduk dengan menekan tingkat perokok dengan ekonomi bangsa. Saya salut membaca sebuah berita: seorang yang keluar dari pekerjaannya di sebuah pabrik rokok ternama, dengan gaji besar, berubah menjadi penjual air tebu, karena dia sadar, pekerjaannya di pabrik itu sedang membuat racun yang membunuh banyak orang.
• Saya bahkan sudah mencicipi rokok sejak SD, tapi syukurlah sekarang saya bukan perokok. Kita bisa mulai dari diri kita sendiri. Berhenti merokok, jangan merokok, jangan jualan rokok, nasihati orang terkasih yang merokok, jangan nikahi pria (apalagi wanita) yang masih merokok. Matikan rokok sebelum rokok mematikan anda.
• Semoga hal-hal ini bisa membuka pikiran kita. Soli deo gloria!

2 komentar:

orang yang merokok adalah "orang yang paling bodoh" sudah jelas di bungkus rokok tertulis bahwa rokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, masih aja merokok, ga tw baca kali ya...!!!

> saragih parmerek (osdini): iya, tapi kalo dibahas, banyak perokok yang tidak mau tau, atau malah tersinggung, makanya harus dengan pendekatan yg benar dan menegur dengan mengasihi :)

Posting Komentar

Regards,

Kawas Rolant Tarigan




Yang rajin baca:

Posting Terbaru

Komentar Terbaru

Join Now

-KFC- Kawas Friends Club on
Click on Photo