Kawas Rolant Tarigan

-now or never-


Bulan ini PAKJ mengeksposisi tokoh Abigail, agar alumni dapat belajar apa yang Alkitab katakan tentang brain, brave, behaviour dari tokoh wanita idaman ini. Bila kita telusuri di google, berbicara Abigail hampir pasti bicara tentang keluarga. Karena memang Abigail seringkali dijadikan sebagai contoh isteri yang ‘sempurna’: parasnya, hatinya, kebijaksanaannya, dlsb. Tapi di sharing kali ini, saya diminta untuk fokus pada aplikasi dalam dunia pekerjaan. Mari kita lihat beberapa teladan prinsip dari kisah Abigail (1 Sam 25) yang saya kutip dari banyak sumber:



1.    Brain

·         Ay.18-20. Jadilah pemberi solusi bagi masalah yang ada. Manfaatkanlah setiap momen yang ada (apalagi saat-saat penting/ kritis) untuk memberikan saran terbaik yang telah disiapkan, dengan cara yang sudah dipikirkan: saya biasanya menggunakan 3 cara: ngomong langsung, berdiskusi, atau lewat tulisan.

·         Ay.24-31. Dalam berkomunikasi, berbicaralah dengan hikmat Allah, pada waktu yang tepat, kepada orang yang tepat, dengan kalimat yang tepat, dengan cara yang tepat. Kita juga harus peka kapan baiknya berkata-kata, kapan harus diam dan kapan harus bertindak. Jangan emosional. Maksud yang baik harus disampaikan dengan cara yang baik.

·         Ay.10-11,17-18. Berpikirlah sebelum bertindak. Jangan bertindak sebelum berpikir. Atau yang lebih parah, jangan sampai tidak berpikir dan tidak bertindak (tidak berbuat apa-apa).

·         Ay.19,36-37. Ada saatnya di mana kita kerjakan dulu bagian kita, baru jelaskan kepada orang lain. Ini bukan ceroboh, tapi cerdik. Jelaskan sesuatu hal pada waktu yang tepat, karena seringkali atasan/ rekan lebih mengerti apa yang kita maksudkan setelah melihat hasil kerja. Ini juga bisa berarti, kuasailah bidang yang kita tanggung jawabi. Jadilah ahli. Kita akan terus dibutuhkan dan punya dampak besar. Untuk itu kita mungkin harus belajar lebih, harus lembur, demi menguasai sesuatu hal, atau membuat pekerjaan efektif. Kadang hal-hal kecil sangat berguna: memahami microsoft excel yang sangat membantu pekerjaan, tahu cara memperbaiki printer, dll.

·         Ay.32. Kebijaksanaan pasti membuahkan kebaikan dan kebenaran, sehingga orang lain bisa merasakan bahwa pekerjaan yang kita tangani diberkati Tuhan.



2.    Brave

·         Ay.17-19,26,33-34. Berdoalah agar Allah anugerahkan keberanian untuk tetap bersikap benar, bahkan ketika akan menegur sesama sebelum dosa dilakukan. Kalau kita tidak bisa mengubah semua keadaan, paling tidak, peganglah prinsip: “The bugs stop here”. Dosa/ pelanggaran biarlah berhenti di meja kita. Hentikan, jangan dilanjutkan, jangan jadi bagiannya.

·         Ay.24-31. Jika ada kesempatan, jadilah juru bicara, karena seringkali sebenarnya kita didukung, hanya tidak ada yang berani mengungkapkan. Ambillah bagian itu, sekalipun di depan ratusan orang, atau di hadapan atasan yang ‘sulit diatasi’. Sebenarnya seringkali momen itu justru kesempatan kita menunjukkan kemampuan menjelaskan, kelemahlembutan, ketegasan, kerendahhatian. Begitu juga kalau kita dalam kondisi yang memang salah, berinisiatiflah untuk meminta maaf. Bersikaplah objektif, yang salah tetap salah, yang benar tetap benar.

·         Ay.14-17. Memiliki beberapa rekan yang satu visi pasti lebih baik. Kita menjadi lebih berani ketika ada teman, tidak berjuang sendiri. Bersama dengan beberapa (hampir seluruh) karyawan di kantor, kami pernah membuat mosi tidak percaya terhadap satu orang pimpinan. Gebrakan yang menakutkan karena bisa saja menyangkut karir, tapi dengan perjuangan bersama, terasa lebih ringan, dan hasilnya puji Tuhan, perubahan yang lebih baik.



3.    Behaviour

·         Ay.33-35. Tetaplah bersikap baik. Memang tidak semua kondisi kantor bisa sesuai dengan keinginan kita. Tapi tetaplah bersyukur. Tuhan punya rencana menempatkan terang di kegelapan. Kita bisa tetap menjadi orang baik di tengah orang jahat. Kita bisa tetap bijaksana di tengah orang bodoh. Kita bisa tetap menjadi orang yang bertanggung jawab di tengah orang tidak bertanggung jawab. Kita bisa jadi pengaruh, bukan terpengaruh.

·         Ay.19,30-31,37. Tunduklah kepada atasan, taatilah aturan, namun semuanya di bawah ketundukan akan Allah. Kita bisa mengarahkan orang lain kepada Tuhan melalui perbuatan kita, mengingatkan mereka dengan lemah lembut untuk tetap berada dalam jalan yang benar.

·         Ay.18-19,33,35. Jangan jadi orang malas. Lakukanlah sesuatu. Seringkali kita ditempatkan Tuhan dalam situasi yang tidak mengenakkan dan tidak kita inginkan; bertemu dengan orang-orang yang menyebalkan, bahkan menyakiti. Tapi untuk itulah kita ada di sana.  Tuhan menaruh kita di tengah mereka, untuk menjadi penolong mereka menemukan janji Allah dalam kehidupannya. Saya pun masih terus belajar, dan akan terus belajar.



Saya ingat perkataan seorang pengkhotbah: “Kalau kepuasanmu cuma ingin jadi alumni yang kerjanya rajin, bagus, apa dampaknya Kristus mati dan bangkit untukmu? Orang yang tidak kenal Kristus pun bisa berbuat sebatas itu. Pertanyaannya, apakah lebihmu sebagai alumni yang telah menghidupi kematian dan kebangkitan Kristus? Kau harus lebih –lebih bijaksana, lebih berani, lebih berdampak. Dan jangan pernah tinggalkan pelayanan/ misimu karena pekerjaanmu”.

Kiranya Tuhan menolong kita. Tuhan Yesus memberkati.





Dalam pergumulan, Kawas R. Tarigan.


diterbitkan di buletin PAKJ edisi September 2013

0 komentar:

Posting Komentar

Regards,

Kawas Rolant Tarigan




Yang rajin baca:

Posting Terbaru

Komentar Terbaru

Join Now

-KFC- Kawas Friends Club on
Click on Photo