Kawas Rolant Tarigan

-now or never-

Dalam waktu yang berlanjut, saya terlibat dalam 2 pelayanan besar. Jadi Panitia RK XI, 25-28 Februari 2010, melibatkan sekitar 400-an orang, dengan kebutuhan dana 250 jutaan. Kemudian jadi tim doa di Paskah Bona Pasogit, 2 Mei 2010, melibatkan sekitar 10.000 orang, dengan kebutuhan dana 450 jutaan. Acara yang hanya hitungan hari,namun disiapkan berbulan-bulan, dan menghabiskan dana yang sangat banyak. Terlalu berhargakah?
Sewaktu merenungkan ini, saya diingatkan Kak Fifi tentang cerita Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa (Mrk5:1-20). Hanya demi memulihkan 1 orang gila, Yesus mengorbankan kira-kira 2000 ekor babi. Demi pemulihan 1 orang gila! Yang siang malam berkeliaran di kuburan. Bukan orang terpandang, bukan mahasiswa (yang mungkin saja setelah dipulihkan ada peluang menjadi pemimpin). Hanya demi 1 orang tersisih, ribuan ekor babi, yang merupakan mata pencaharian penduduk Gerasa, dikorbankan. Namun akhir cerita ini sangat menarik, (mantan) orang gila yang sudah sembuh itu pulang dan menceritakan apa yang telah diperbuat Tuhan atasnya dan betapa Tuhan mengasihani Dia, kepada orang sekampungnya.

Di momen besar seperti RK XI dan Paskah Bona Pasogit, mungkin hanya beberapa orang yang dipulihkan. Namun di balik mereka, ada puluhan pengurus, ada ribuan jemaat, ada orang sekampung, yang akan mendengar apa yang telah dilakukan Allah atas dirinya. Kalau satu orang saja bertobat menyebabkan sukacita di sorga (Luk15:7), apalagi lebih dari itu?
***
“Untuk apa dana sebesar itu, hanya untuk acara singkat yang hasilnya belum tentu jelas kelihatan? Mending uang sebesar itu dibagikan untuk orang miskin?”. Seringkali saya mendengar pendapat yang mulia ini. Namun dalam masa prapaskah, saya kembali dikejutkan dengan cerita Yesus diurapi di Betania (Mat26:6-13; Mrk14:3-9; Yoh12:1-8) sebelum kematian-Nya. Ada perempuan yang menghabiskan minyak wangi yang sangat mahal, 300 dinar, hanya untuk meminyaki Yesus. Kalau 1 dinar adalah upah pekerja 1 hari, maka minyak wangi itu diperoleh dengan bekerja selama 300 hari (dengan catatan, full 7 hari dalam seminggu, dan semua upah tidak ada yang dipakai untuk keperluan lain selain ditabung membeli minyak wangi). Atau kalau sekarang upah 1 hari sekitar Rp.50.000, maka harga minyak wangi itu sekitar Rp.15.000.000. Habis dalam sekejap! Dan ada yang komplain: untuk apa pemborosan ini? Lebih baik minyak wangi itu dijual dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin? Pendapat yang wajar. Namun tidak untuk Yesus! Yesus malah memuji perbuatan perempuan itu sebagai perbuatan baik, dan menambahkan: “Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.”(Mrk14:6-7). Yesus melihatnya bukan sebagai pemborosan, namun menyadarkan apa artinya memberikan yang terbaik, yang paling berharga, segala apa yang dimiliki, kepada yang Pantas mendapatkannya. Menarik sekali penutup cerita ini: “sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukan perempuan ini akan disebut juga untuk mengingat dia”. Luar biasa. Karena Injil memang sebuah kabar tentang apa arti memberikan segala-galanya, yang paling berharga. Bukankah hal itu yang terlebih dahulu Yesus lakukan demi anda dan saya? Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Flp2:6-8). Dan itu pula respon yang DIA inginkan dari kita: memberikan yang terbaik, yang paling berharga, segala apa yang kita miliki, hanya untuk Dia. Bukankah Dia telah memberikan segala-galanya? Dan bukankah memang segala-galanya adalah kepunyaan-Nya?
***
Saya bukan menyetujui setiap acara yang dilangsungkan mewah dan menghabiskan banyak dana, atau malah memberatkan jemaat karena harus membayar mahal. Justru dalam beberapa perayaan, saya sering melihat pemborosan yang tidak seharusnya, yang semestinya bisa sederhana dan hemat. Yang perlu kita lakukan dalam suatu event adalah: berikan yang terbaik kepada Allah dan jemaat-Nya!! Lalu, mulailah persiapkan segala sesuatunya dengan penuh pertimbangan dan mohon hikmat dari Allah. Kalau memang akhirnya dana yang dibutuhkan cukup besar, berdoalah kepada Allah yang punya pelayanan, dan bertindaklah dengan peka terhadap jawaban doa melalui saluran berkat yang disediakan-Nya. Untuk momen-momen pelayanan yang memang dikerjakan sungguh-sungguh demi kemuliaan Allah saja, saya belum pernah melihat pelaksanaannya gagal karena kekurangan dana. Itu saya alami sendiri di RK XI. Bahkan kami memulai Retreat ini dengan dana yang masih kurang 90 juta, namun di hari terakhir Dia cukupkan semuanya, bahkan lebih dari yang sanggup kami pikirkan dan doakan. Setelah acara selesai dan diadakan perhitungan, malah dana surplus sekitar 25 juta. Kurang luar biasa apa lagi Allah itu? Karena angka ratusan juta sangatlah besar bagi kita manusia yang terbatas, tapi tidak bagi Allah yang Empunya langit dan bumi serta segala isinya!
Tidak ada yang terlalu berharga untuk dipersembahkan kepada Allah. Tidak ada yang terlalu berharga demi jiwa-jiwa yang datang kepada Allah.

“For from him and through him and to him are all things. To him be the glory forever! Amen.” (Rom11:36)

2 komentar:

Anonim mengatakan... 19 Mei 2010, 15.32.00  

by mono :

sangat menikmati firman ini waktu jadi panitia KKR SISWA 2010... apalagi yang mark 5 : 1-20

semoga terus menguatkan dalam pelayanan2 ke depannya... Bukankah Allah yang punya pelayanan? Masakan Dia tidak mencukupkannya...

Posting Komentar

Regards,

Kawas Rolant Tarigan




Yang rajin baca:

Posting Terbaru

Komentar Terbaru

Join Now

-KFC- Kawas Friends Club on
Click on Photo