BAGIAN 4: HUBUNGAN YANG SEHAT
Meninjau jalinan hubungan anda
Tuhan mempunyai cara unik. Ia hendak menggunakan relasi/ konflik antarpribadi yang kita alami untuk membentuk kita menjadi semakin seperti Anak-Nya. Dalam proses itu, kita akan menjadi alat yang lebih efektif sewaktu melayani; kita akan membawa kemuliaan bagi Dia.
Mengapa kita tidak dapat melakukannya seorang diri
• Dosa bersifat menipu
Tuhan menempatkan orang-orang di sekitar kita untuk menolong kita melihat apa yang tidak dapat kita lihat dengan sendirinya
• Kita memerlukan kontribusi orang lain
Kepemimpinan kita tidak akan seefektif dan seefisien kalau saya melibatkan orang-orang lainnya. Hati-hati dengan kesombongan kita yang cenderung memimpin sendiri.
• Menjalin hubungan yang baik termasuk ibadah kepada Tuhan
Bagaimana kita berhubungan dengan orang lain, sama pentingnya ketika kita memimpin menyanyikan lagu pujian. Bahkan lebih penting dari yang kita duga. Bagaimana kita melayani dan berelasi dengan anggota gereja/ jemaat, tim musik, pendeta, akan menjadi kesaksian hidup kita sebagai penyembah Allah.
Menjadi seorang pemimpin ibadah lebih berurusan dengan soal memimpin orang daripada memimpin lagu. Mempedulikan jemaat dan melayani mereka lebih penting daripada hanya membuat ibadah kelihatan berhasil. Kita membutuhkan lebih banyak waktu, pikiran, dan tenaga. Kita butuh Tuhan.
Prioritas doa
Kalau kita tidak mendoakan orang-orang di gereja kita, maka kuasa, anugerah, dan kasih Tuhan tidak akan penuh di dalam diri kita sewaktu memimpin mereka. Berdoalah bagi jemaat yang akan anda pimpin ketika anda sedang menyusun lagu-lagu yang akan dinyanyikan, ketika sedang mengadakan latihan, ketika bersiap-siap memimpin, ketika sedang mengadakan waktu pribadi bersama Tuhan.
• Doa mengingatkan kita tentang apa yang tidak dapat kita lakukan. Hanya Allah sajalah yang dapat secara aktif membuka mata hati orang, sehingga mereka melihat harapan dalam Injil dan kuasa Tuhan yang bekerja dalam hidup mereka (Ef1:16-19)
• Doa membuka mata kita untuk melihat maksud-tujuan Tuhan. Seringkali Tuhan berbicara secara khusus dan menjawab pergumulan seorang demi seorang jemaat secara spesifik sewaktu beribadah.
• Doa juga memupuk rasa kepedulian kita terhadap orang lain.
Dorongan semangat dan koreksi
1. Mendapat pujian
Biasanya kita bergumul dengan kenyataan bahwa kita senang dipuji, tetapi tidak mau menjadi sombong. Berikut beberapa hal yang bisa membantu kita ketika menerima pujian:
• Ucapkanlah terima kasih kepada orang terkait atas pujiannya
• Kalau pujiannya tidak jelas, mintalah ia memberi keterangan lebih lanjut. Ini bukan untuk memancing lebih banyak pujian, tetapi hanya membantu kita mengetahui bagaimana Tuhan secara spesifik bekerja di hati orang lain.
• Ungkapkanlah rasa terima kasih atas kesempatan melayani
• Perhatikanlah kontribusi orang lain
• Dengan segenap hati “mentransfer kemuliaan kepada Tuhan”.
2. Mendapat lontaran kritik
Karena berperan di depan umum, para pemimpin akan selalu dievaluasi. Teguran akan membuat kita lebih sadar bahwa kita membutuhkan kasih karunia Allah. Teguran membantu kita bergumul melawan sikap meninggikan diri. Teguran merupakan tanda bahwa kita membutuhkan orang lain ketika menjalani proses pengudusan. Teguran membantu kita mengakui bahwa kita tidak mengetahui segalanya. (band.Mzm 141:5 BIS).
• Jadi, berdoalah agar kita mendapat koreksi. Mintalah Tuhan mempertemukan kita dengan orang-orang yang membangun, menunjukkan letak kesalahan dan dosa kita, dan menunjukkan apa yang bisa kita lakukan dengan lebih baik.
• Berharaplah untuk mendapat koreksi. Kalau kita merasa tertampar ketika mendengar lontaran kritik, biasanya itu karena kita diam-diam ingin mencari pujian. Hanya orang yang merasa sempurna dan sombong sajalah yang tidak pernah menyangka dirinya akan melakukan suatu kesalahan.
• Hendaknya kita proaktif. Mintalah masukan yang jujur dari orang-orang yang dipercaya.
• Berterimakasihlah kepada orang-orang yang mengoreksi kita.
• Ajukanlah pertanyaan lebih lanjut. Kecenderungan awal kita biasanya membenarkan diri sendiri atau mempersalahkan orang lain. Maka mintalah pendapat lebih lanjut guna melengkapi apa yang mereka katakan. Ini akan menolong kita mendengar dengan lebih jelas dan berespons dengan lebih rendah hati.
• Bersyukurlah atas koreksi dari Tuhan.
Tantangan lainnya dalam kepemimpinan
1. Menangani usul lagu
• Pertama, periksalah hati kita sendiri, hati-hati dengan dosa menghakimi dan kesombongan
• Kedua, berterimakasihlah atas usul mereka
• Ketiga, menanyakan alasan mereka mengusulkan lagu itu
• Lalu, berilah tanggapan tentang syair, makna dan melodi lagu itu.
Tujuan kita ialah menyanyikan lagu-lagu yang meninggikan kemuliaan Allah dalam Kristus di hati dan pikiran jemaat, dengan cara yang paling jelas dan paling baik.
2. Memberi penjelasan dan memimpin ketika terjadi perubahan
• Pastikanlah para pemimpin seia-sekata
• Secara konsisten, ajarlah jemaat tentang apa yang dinamakan ibadah yang alkitabiah
• Memimpin secara teologis
• Memimpin dengan rendah hati namun penuh keyakinan
3. Mengajar lagu baru
• Bantulah jemaat mengerti beberapa aspek dari lagu itu seperti: syair, makna, latar belakang lagu,dan melodi.
• Minta jemaat untuk menyimak ketika pemimpin menyanyikan bait lagu dan refreinnya, lalu mengajak mereka ikut menyanyikannya. Bisa diawali dari refreinnya dulu (kalau ada), karena ini lebih mudah. Atau mengajarkan baris demi baris, dan meminta jemaat mengulanginya setiap pemimpin telah menyanyikan satu baris. Ada kalanya kita tidak perlu berkomentar apa-apa karena lagu itu mudah dipelajari.
• Usahakan tidak memulai ibadah dengan mengumandangkan lagu yang belum dikenal oleh siapa pun dalam jemaat; juga tidak menampilkan lebih dari satu lagu baru di satu ibadah.
• Ulangi menyanyikan lagu tersebut beberapa kali (mungkin juga dalam ibadah berikutnya) agar jemaat semakin menguasai, memahami dan mengingat lagu tersebut.
Apakah anda mengasihi gereja/ persekutuan di mana anda melayani? Tuhan mengasihi mereka (Ef3:10).
Membangun tim anda
Peranan yang berbeda
Kita memerlukan pemusik yang tidak hanya peduli soal musik, tetapi juga soal kerohanian. Peran lain yang dibutuhkan adalah seorang music director atau orang yang memastikan lagu-lagu sudah dipersiapkan, dilatih dan dibawakan dengan baik. Kita juga memerlukan seorang koordinator atau fasilitator, yang memastikan lagu-lagu sudah diketik/ difotokopi, dan mengkoordinir jadwal latihan.
Standar tim
Tampilnya timmusik di depan jemaat dari minggu ke minggu memberi kesan bahwa kehidupan mereka patut dicontoh –bukan sempurna, tetapi menunjukkan adanya buah-buah Injil. Bila tidak demikian, jemaat akan mendapat bahwa ibadah lebih berurusan dengan soal musik daripada soal cara hidup. Apalagi kalau yang tampil adalah pemusik yang belum percaya Kristus atau non-Kristen, kita memberi kesan bahwa seni dalam ibadah lebih penting daripada hati.
Itulah sebabnya penting untuk mendiskusikan dan menetapkan standar anggota tim ibadah yang meliputi: keanggotaan, pemahaman doktrin, komitmen bertumbuh, relasinya dengan Tuhan, rendah hati, setia dan tepat waktu, komitmen mengembangkan kecakapan musiknya, dan didukung oleh pendeta atau pemimpin kelompok kecil.
Level komitmen
Jangka waktu komitmen pelayanan, jumlah pelayan, banyaknya jadwal latihan dan pelayanan, serta kondisi spesifik dari tiap pelayan akan berpengaruh pada level komitmen yang disepakati.
Memberi dorongan semangat kepada tim anda
Setiap kali bersama tim, cobalah kenali adanya tanda-tanda kasih karunia pada diri anggota tim, dan dukunglah mereka dalam hal itu. Mengapresiasi mereka, mengucapkan terima kasih, memberi hadiah, mengajukan pertanyaan sebelum, sesudah dan ketika latihan, saling mendoakan, akan membantu kita mengingat bahwa hubungan di antara tim lebih penting daripada sekadar bermain musik bersama.
Memperlengkapi tim
Kita perlu memastikan bahwa para anggota tim termotivasi untuk mengembangkan kecakapannya dan dimungkinkan untuk melakukannya.
Pertumbuhan teologis
Selain khotbah yang didengar setiap minggu, memperlengkapi mereka dengan pengetahuan tentang Allah dan pengertian ibadah bisa melalui buku-buku yang berbobot, artikel, atau web yang baik dan membangun.
Perkembangan musikal
Bisa dengan saling berlatih/ belajar, bertukar pengetahuan atau kursus musik.
Latihan
Latihan berlebih bisa membuat letih. Berlatih dengan cermat adalah solusi yang lebih baik. Artinya tiap orang perlu berlatih sendiri sebelum latihan bersama. Bisa juga diadakan latihan yang bervariasi: belajar lagu baru, mengulang lagu lama, aransemen baru, berdoa bersama, mempelajari tema ibadah, latihan vokal, mendengar/ mengevaluasi sebuah lagu/ konser, berbagi kesaksian dan keteladanan.
Mengevaluasi tim
Kita sendiri harus menjadi teladan orang yang suka meminta masukan dan pengamatan dari orang lain.
Presentasi musik
Evaluasi setelah ibadah tentang mengawali dan mengakhiri lagu, memberi aba-aba, kontribusi tiap orang atau monitor proyeksi suara. Evaluasi dilakukan dengan semangat kekeluargaan, rasa syukur dan dorongan semangat. Seringkali mendengar rekaman/ melihat video ibadah yang lalu adalah cara evaluasi yang baik.
Karakter
Menjadi seorang pemusik tidak dibenarkan melakukan dosa. Kita harus menegaskan bahwa mereka bertanggung jawab mengejar karakter yang kudus, dan kita berusaha membantu mereka bertumbuh. Sikap mereka lebih penting daripada kecakapan musiknya.
Bakat
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
• Apakah kecakapan mereka berkembang?
• Apakah bakat satu orang masih dapat melayani jemaat yang semakin besar jumlahnya?
• Apakah ada orang-orang lain dalam jemaat, yang hidup kudus, tetapi lebih berbakat daripada orang yang ada di dalam tim?
Nikmati tim anda
Nikmatilah kesatuan dan kebersamaan dalam tim, bekerja keras bersama, memberi dorongan semangat, sebagai sahabat, mengalami duka dan sukacita, di saat tegang dan membosankan. Kalau kita setia dan rendah hati memimpin tim ini, para musisi akan semakin bertumbuh dalam kasihnya kepada Injil, kepada satu sama lain, dan pada pelayanannya kepada Allah. Jemaat akan memuliakan Allah tidak hanya pada hari Minggu, tetapi setiap hari, melalui pelayanan dan kesaksian sebuah tim.
Pendeta itu pemberian dari Tuhan bagi jemaat. Yang memberikan gembala-gembala, pengajar-pengajar kepada jemaat-Nya adalah Kristus yang sudah naik ke surga (Ef4:11-12). Sebagai pemimpin ibadah, kita bertanggung jawab mendukung pelayanan pendeta.
Melayani pendeta anda
Tuhan memberi tanggung jawab kepada pendeta untuk mengarahkan gereja. Kalau kita pendeta dan pemimpin ibadah berbeda pendapat, maka kita yang harus tunduk kepada pendeta. Tunduk kepada pendeta berarti melayaninya dengan sukacita dan rendah hati. Kita akan melakukan hal itu dengan lebih baik kalau kita menjalin relasi dan komunikasi yang baik dengan pendeta, mengenai hal yang paling penting baginya, pembagian waktu, ayat yang akan dikhotbahkan, sehingga kitabisa mendukung pelayanan pendeta, dan membuatnya bersukacita dalam pelayanan. Dan perlu diingat, tidak ada cara yang lebih efektif untuk melayani pendeta daripada berdoa baginya.
Mendengarkan pendeta anda
Mendengarkan adalah sesuatu yang membutuhkan waktu dan pengendalian diri. Kita perlu mendengarkan teologi pendeta, hatinya, pengertiannya tentang peranan pemimpin pujian, hubungannya dengan anggota keluarganya, stafnya, dan hal lainnya. Kita perlu saling mengerti definisi yang kita gunakan –bukan didebatkan, khususnya tentang kesamaan “bahasa” di bidang musik. Dengarkan khotbahnya, semangatnya, pandangannya tentang gereja, dan dengarkan baik-baik tentang apa yang menurutnya kita lakukan dengan baik dan apa yang tidak kita lakukan dengan baik.
Berinisiatif
Melayani pendeta bukan berarti kita tidak boleh mengambil inisiatif atau tidak boleh kreatif, justru hal ini sangat diperlukan. Berinisiatiflah:
• Mencari tahu lagu yang beredar dan terabaikan, serta membicarakannya juga kepada pemimpin ibadah yang lainnya
• Beritahukanlah kepada pendeta apa yang sedang (akan) kita lakukan dan pikirkan tentang musik
• Memberi dorongan semangat kepada pendeta
• Mengevaluasi diri sendiri
Bertumbuh
Kalau kerohanian kita bertumbuh, pendeta akan semakin yakin bahwa memimpin jemaat mengagungkan Kristus bukan hanya tugas kita, melainkan kehidupan kita. Kalau kita bertumbuh semakin rendah hati, pendeta akan semakin menikmati kerja sama dengan kita. Kalau kita bertumbuh semakin menyukai firman Tuhan, kita akan dapat semakin memberitakan firman Tuhan dengan lebih efektif melalui lagu-lagu. Kalau kita bertumbuh dalam pengetahuan teologi, kita akan dapat menyelidiki tema-tema yang belum dipelajari pendeta, misalnya tentang nyanyian, ibadah. Kalau kita bertumbuh dalam kepemimpinan, maka pelayanan kita akan lebih berkualitas dan bermanfaat bagi jemaat. Kalau kemahiran kita dalam bidang musik berkembang, semakin terampil, dan menguasai pengetahuan musik dan teori alat musik, maka kita dapat semakin melayani pendeta, memainkan lagu apa saja yang diminta pendeta, karena kebanyakan pendeta kurang berpengetahuan dalam bidang ini, jadi semakin pentinglah bagi kita untuk berinisiatif mengalami kemajuan di bidang musik. Kita dapat juga bertumbuh secara administratif, dengan jalanmemikirkan cara komunikasi yang lebih cepat, jelas dan efektif. Bertumbuh secara estetis, membuat para pemusik dan panggung tampil menarik tiap ibadah. Bertumbuh secara teknologi, untuk mendukung ibadah.
Bilamana tidak sependapat
• Pertama, pastikan dulu secara pasti duduk permasalahannya. Apakah masalah teologi, metodologi, budaya/ generasi, atau seringkali akar permasalahannya adalah dosa, yang mementingkan diri sendiri, menghakimi, iri, atau sombong.
• Kedua, mencari penyelesaian masalah. Mulailah menjalinnya di atas landasan doa. Lalu dengan rendah hati, bertanya dan bicarakanlah dengan jelas. Membahas artikel tertentu atau buku tertentu sangat membantu. Kalau masalahnya adalah dosa, akuilah seluruhnya dengan jelas, mintalah pendeta untuk mengamati hati, perkataan dan kehidupan kita. Dan, bersabarlah, izinkan Tuhan bekerja dari waktu ke waktu.
• Lalu, bertindaklah, ambillah keputusan, lakukan dengan iman. Sesudah cukup berdoa, mendapat banyak nasihat, bijaklah untuk melangkah dengan iman, dan tetap menjaga hubungan yang damai dengan pendeta. Kita juga memerlukan dukungan.
Para pemimpin ibadah memerlukan pendeta-pendeta yang lebih bergairah –dari diri mereka sendiri –dalam memuliakan Yesus Kristus. Para pemimpin ibadah memerlukan pendeta yng bersedia memimpin mereka, mempedulikan mereka, dan yang berbicara sejujurnya.
Di banyak gereja, setengah dari waktu ibadah digunakan untuk menyanyi. Tetapi, pemimpin ibadah dan musisinya adalah orang yang mungkin mempunyai atau mungkin tidak mempunyai pendidikan teologi ataupun karunia pastoral. Memang pendeta punya banyak aktivitas. Tetapi salah satu hal terpenting yang dapat dilakukannya ialah memastikan bahwa gereja mengerti dan mempraktikkan ibadah yang alkitabiah.
Kenalilah peranan anda sendiri dalam memimpin ibadah
Memimpin ibadah adalah sebuah peranan pastoral, setelah itu baru peranan musik. Sadarilah bahwa jemaat melihat kepada anda untuk mengetahui seperti apakah yang dinamakan seorang penyembah Tuhan. Anda adalah pemimpin ibadah utama di gereja anda. Respons jemaat dalam memuji Tuhan jarang sekali melebihi keteladanan pendetanya. Jemaat yang anda pimpin mengamati anda tidak hanya ketika anda sedang berkhotbah. Pelajaran seperti apa yang dapat mereka petik dari anda? Keteladanan seperti apakah yang anda berikan pada mereka? Kalau anda tidak serius –sibuk sendiri –selagi jemaat menyanyi memuji Tuhan, mereka akan mendapat kesan bahwa menyanyi tidak begitu penting.
Tuhan memanggil para pendeta untuk memberi makanan rohani, memimpin, mempedulikan, dan melindungi para anggota gerejanya. Pendeta cenderung berpikir bahwa cara memenuhi tanggung jawab itu adalah dengan berkhotbah dan pelayanan pastoral pribadi. Tapi jangan anda mengabaikan fakta bahwa ibadah bersama yang dipimpin dengan sungguh-sungguh, dengan suasana hati yang hangat dan bersemangat, serta dengan kecakapan yang tinggi, dapat menjadi sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Anda dapat memberi makanan rohani kepada gereja dengan jalan memastikan lagu-lagu yang dipilih liriknya benar secara teologis, menyuarakn Injil, hakikat Allah, dan unsur ibadah lain yang alkitabiah. Itulah pentingnya para pendeta mempelajari teologi tentang ibadah.
Ketahuilah apa yang harus ada pada seorang pemimpin ibadah
• Kerendahan hati. Cara terbaik adalah memastikannya sudah merenungi Injil dan salib Kristus, yang menghancurkan segala kesombongan.
• Hidup kudus. Kalau para pemimpin terus menerus berkubang dalam dosa, ini suatu penghinaan terhadap nama Allah, gereja-Nya, dan misi-Nya. Kekudusan lebih penting daripada kecakapan musik.
• Menyukai teologi yang benar. Ia harus memperhatikan lirik lagu jemaat daripada irama lagunya. Musik hanya berupa sarana pengantar kebenaran Tuhan, namun bukan kebenaran itu sendiri. Kebenaranlah yang memerdekakan kita, bukan suasana yang penuh pijar emosi. Kebenaran teologi memampukan seseorang mempengaruhi orang lain dengan Injil dan firman Tuhan.
• Talenta kepemimpinan. Sepanjang waktu ibadah, jemaat harus berfokus pada kasih karunia Alah dalam Kristus. Untuk itu diperlukan kepemimpinan yang baik. Talenta inijuga diperlukan untuk bekerja sama dalam tim, menangani konflik, membantu jemaat bertumbuh, dan mendapatkan sikap respek dari orang lain.
• Keterampilan musik. Akan sangat memudahkan kalau pemimpin ibadah mahir dalam bidang musik, untuk berkreasi dan aransemen, selain pengetahuannya akan firman Tuhan.
Memperlengkapi dan mendukung pemimpin ibadah di gereja anda
Cara yang bisa dilakukan seperti: menyediakan bahan-bahan yang membantu pemimpin ibadah bertumbuh, mengirimkan artikel-artikel, buku, tulisan, CD, kaset dan peralatan lain yang memperlengkapinya. Ajaklah ia menghadiri seminar, tidak selalu bertema ibadah, tapi yang meningkatkan pengetahuan tentang firman Tuhan dan kepemimpinan yang alkitabiah. Berilah dorongan semangat dan dukungan. Amatilah di bidang apa dalam hidupnya anda melihat Tuhan sedang bekerja, mungkin dalam pemahaman firman Tuhan, atau ide-ide musik. Berilah pujian, hargailah, dan beritahukanlah setiap kemajuannya. Bersyukurlah atas ketekunannya, keteladanan, talenta dan persiapan yang telah dilakukannya. Persilahkan dia memberi laporan tentang apa yang dibutuhkan oleh gereja, dan jagalah komunikasi yang efektif.
Setialah membuat rencana dan setialah evaluasi
Dimulai ketika menyusun lagu, memilih lagu yang paling membangun jemaat, tetapkanlah apakah anda yang menyusun sendiri atau anda memeriksa daftar lagu yang disusun pemimpin ibadah? Ini adalah kesempatan yang baik untuk memberi tahu lagu-lagu yang baik dan kuat. Beritahukan penilaian anda sewaktu bertemu atau melalui e-mail, telepon. Berikan pengamatan yang tulus tentang cara memimpin, lagu-lagu, aransemen, secara spesifik, dan bantulah ia bertumbuh untuk melakukan hal yang lebih baik.
Menangani konflik secara alkitabiah
Bersikaplah rendah hati, jalin hubungan yang baik dan perlancar komunikasi. Jangan langsung memandang orang lain yang salah. Tuhan sering kali menggunakan dosa-dosa orang lain untuk menyingkapkan kelemahan kita sendiri. Ambillah waktu untuk menelusuri penyebabnya; apakah masalah komunikasi, teologi, metodologi, atau dosa: menghakimi, membanding-bandingkan, kesombongan, ketidaksabaran, ketidakpuasan atau yang lain. Kalau anda salah, akuilah kesalahan itu secara spesifik, dan upayakan untuk tidak mengulanginya lagi. Jangan menunda-nunda untuk membereskan sesuatu dengan seseorang.
Tuhan ingin hubungan anda dengan pemimpin ibadah (dan juga orang lain) diwarnai sukacita, saling menghormati, dan berbuah lebat. Dengan beriman pada firman-Nya, bergantung pada Roh-Nya, dan bersandar pada Injil, itu akan terjadi.
Kata penutup
Ini peranan yang sangat penting. Pendeta berpedoman pada Alkitab, untuk membawa gerejanya beribadah kepada Tuhan. Pendeta menjadi teladan tentang apa artinya menjadi seorang penyembah Tuhan,yang ditunjukkan lewat kepekaan, perhatian, bimbingan, kasihnya, dan seluruh kehidupannya yang mengasihi Juruselamat, setia mengarahkan matanya dan orang-orang yang dipimpinnya pada Injil kasih karunia dan pada keindahan salib.
Apa yang akan dikatakan gereja dan pemimpin ibadah tentang keteladanan anda? Tentang gereja anda? Tentang ibadah anda? Tentang keluarga anda? Apa yang akan Tuhan katakan? :)