Aku berdoa untuk mereka… (Yoh 17:9)
Sebuah anekdot ringan yang mungkin sudah sering kita dengar, mengkhayalkan percakapan iblis dengan Tuhan Yesus, sesudah Dia tidak lagi di dunia ini. Iblis bertanya, “Apa cara yang Kau lakukan agar seluruh dunia percaya kepada-Mu?”. Yesus menjawab, “Aku pakai murid-murid-Ku, mereka yang akan memberitakannya”. “Bagaimana kalau mereka gagal? Apa plan B-nya?”, iblis balik bertanya. Dan Yesus langsung menjawab, “Tidak ada plan B!”.
Fiksi singkat ini memberi tahu kita bahwa cara Allah untuk menyebarkan kasih-Nya dan membuat dunia percaya kepada-Nya adalah melalui murid-murid-Nya. Bukan hal yang sulit bagi Allah untuk melakukan hal-hal yang spektakuler dan mengagumkan (entah melalui alam ciptaan-Nya, atau hal-hal ajaib) untuk menunjukkan ke-maha-kuasa-an-Nya dan keadilannya, sehingga semua orang di dunia ini –mau tidak mau –harus sujud menyembah Dia. Tapi Yesus tidak pakai cara itu, Dia punya cara sendiri: murid-murid!
Bacaan pagi terakhir ini berisi doa syafaat Tuhan Yesus untuk 12 murid-Nya (ay.6-19) dan semua orang yang percaya kepada-Nya(20-26). Yohanes mencatat bagian ini sebagai doa terakhir Sang Guru sebelum terpisah dari murid-Nya, tepat sebelum penggenapan karya salib Kristus.
Doa terakhir... Isinya pasti sangat penting. Dan yang Yesus lakukan ialah mendoakan murid-murid-Nya, agar Bapa memelihara mereka (11), menguduskan mereka (17). Dia ingin agar mereka dilindungi dari yang jahat, disempurnakan dalam kekudusan, dan supaya mereka menjadi satu. William Barclay menulis, “Kekristenan tidak pernah bermaksud menarik manusia dari kehidupannya, namun bertujuan untuk memperlengkapinya dengan lebih baik dalam kehidupannya. Kekristenan tidak membuat kita terlepas dari masalah, tetapi menawarkan suatu jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Kekristenan tidak menawarkan kedamaian dengan mudah, tetapi menawarkan suatu kemenangan atas pergumulan hidup. Kekristenan tidak menawarkan suatu kehidupan yang terbebas dari masalah, tetapi menawarkan suatu kehidupan, di mana masalah harus dihadapi dan diselesaikan... Orang Kristen tidak boleh berkeinginan untuk meninggalkan dunia, tetapi harus selalu berkeinginan untuk mengalahkan dunia... Orang Kristen harus dikuduskan dari dunia, tapi tidak berarti bahwa ia harus hidup sendirian. Orang Kristen membutuhkan saudara seiman lainnya. Kesatuan orang Kristen memberikan kekuatan bagi orang percaya dan menjadi saksi bagi yang belum percaya –dua pertolongan penting bagi para pengikut Yesus dalam menghadapi masa-masa sulit”.
Di pagi terakhir ini, berdoa jugalah. Ambil waktu untuk mengingat semua yang didapatkan selama retreat, mengapa retreat ini ada dan diikuti berbagai mahasiswa, berbagai kampus. Ingatlah jemaat yang Tuhan percayakan, murid-murid yang dihasilkan. Doakan agar Tuhan memelihara, menguduskan, dan kita dimampukan berjuang menjaga kesatuan, seperti kerinduan-Nya. Sepulang dari sini, kita tidak tahu tantangan pelayanan ke depan. Tapi, 2000 tahun yang lalu, Yesus telah berdoa syafaat untuk umat-Nya, termasuk dirimu, termasuk kampusmu. Kerjakanlah bagianmu...
Doakan kerjamu, kerjakan doamu.
(bahan saat teduh Retreat Antar Kampus Medis Jakarta, 19-21 Nop 2010)
Read More..